Header Ads

70 Buku Kuno Keraton Yogyakarta Akan Didigitalisasi


Ilustrasi/DEDEN IMAN/PR
Naskah Kuno.*
YOGYAKARTA, (PR).- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut baik rencana digitalisasi 70 buku kuno Keraton Yogyakarta yang kini tersimpan di British Library, Inggris.

Menurut Sultan, digitalisasi ini adalah hal yang penting. Pasalnya, puluhan naskah kuno tersebut merupakan peninggalan budaya keratin Yogyakarta yang tetap harus ada.

"Saya tadi menyampaikan terima kasih, karena dengan 70 buku ini yang dilakukan digitalisasi ini jadi sangat penting, karena menambah koleksi yang ada, yang bercerita masalah Yogyakarta," kata Sultan usai pertemuan dengan Dubes Inggris, Moazzam Malik di Gedong Wilis, Komplek Kepatihan, Rabu, 8 November 2017.
 
Namun Sultan belum tau persis apa saja  judul 70 buku tersebut. "Tapi saya belum tahu judul judulnya 70 itu apa saja, saya kira ini pengetahuan yang sangat penting untuk kita," ucapnya.
Sri Sultan Hamengku Buwono X melakukan pertemuan dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik dalam rangka proyek digitalisasi naskah kuno milik Keraton Yogyakarta.  Pemilik korporasi Indorama, Sri Prakash Lohia ikut dalam pertemuan tersebut sekaligus sebagai pihak yang akan membiayai proyek itu.

Manuskrip langka

Sementara itu, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Budi Wibowo mengatakan buku yang akan didigitalisasi tersebut adalah manuskrip langka Keraton Yogyakarta yang dahulu diambil oleh Thomas Stamford Raffles.

Menurut dia dengan adanya proyek ini, Pemda tak perlu keluar uang dan hasil digitalisasi ini bisa diserahkan kepada beberapa pihak. "Tidak perlu keluar dana lagi, kita tinggal tunggu saja, nanti Keraton diberi Perpustakaan Nasional diberi, BPAD diberi," ujarnya.

Menurut dia, yang penting dalam hal ini adalah tindak lanjutnya. Setelah diterima dalam huruf jawa itu mau akan dibagaimanakan.  “Dialih mediakan, translate ke bahasa indonesia, agar masyarakat lebih tau," katanya.

Setelah digitalisasi, dan pihaknya mendapatkan maka akan segera dicetak dalam hardcopy dan dialih bahasakan. Menurutnya 70 buku ini belum pernah dibaca oleh masyarakat Indonesia sebelumnya.***
Artikel Asli

No comments