Header Ads

Pola Hidup Sehat Cegah Ancaman Kanker dan Jantung

image
biokineticspt

PENYAKIT jantung tidak akan lagi menjadi pembunuh nomor satu di masa mendatang. Diperkirakan tujuh tahun lagi, posisinya digantikan penyakit kanker sebagai imbas dari dampak kehidupan modern. Ramalan tersebut diungkapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Pada Tahun 2020, kanker menjadi penyebab kematian utama di dunia, tidak lagi sakit jantung, terlebih jantung dengan beragam upaya, penderitanya masih bisa diselamatkan," kata dokter spesialis kanker RS Gleneagles Penang, Malaysia, Dr M Amir Shah di Bandung.
Amir Shah mencontohkan tren kanker usus yang semakin tinggi diderita. Sebelumnya, orang lebih mengenal kanker payudara, rahim, paru-paru, hingga kelenjar getah bening.
Menurut Amir, itu terjadi sebagai imbas dari ritme kehidupan modern sehingga merusak tatanan pola hidup yang seharusnya bisa lebih sehat. 
"Kanker usus berkembang dalam 10 tahun terakhir, ini karena kanker sudah menjadi penyakit kronis, dulu kanker payudara dan paru-paru yang banyak memunculkan kasus," katanya. 
Penyebab resiko kanker usus di antaranya karena mengisap rokok, pola makan, banyak mengonsumsi bahan kimia seperti dalam makanan kemasan yang diberi pengawet. 
Memakan junk food, berlemak dan berminyak, serta tidak mau melengkapinya dengan makanan berserat menaikan resiko terkena kanker usus karena buang air besar tidak lancar.
"Seperti pengawet, itu merusak usus jangka waktu lama. Orang-orang tak menyadarinya karena efeknya bukan perkara satu atau dua minggu, tapi seperti orang merokok yang baru terkena kanker paru-paru 30 tahun kemudian," jelasnya.
Pada saat itu, jangan kaget apabila mendapati gejala pendarahan dalam buang air besar, sakit perut, muntah parah karena adanya peyumbatan usus, disertai rasa sakit. Sebelumnya, jadwal BAB makin jarang dilakukan.
"Oleh karena itu, deteksi dan diagnosa kanker pada tahap awal sangat penting guna menaikan peluang kesembuhan yang lebih besar. Bagaimanapun pencegahan kanker lebih penting dibanding mengobatinya," jelasnya.
Amir Shah yang tak mengharamkan pengobatan herbal asal sudah terstandarisasi itu menegaskan penanganan yang terbaik adalah dengan mengedepankan pola hidup sehat.
Masyarakat mau disiplin dalam menjalaninya. Mulai memakan makanan sehat, berolahraga, dan menghindari rokok.
Pola hidup sehat pula yang ditawarkan terhadap penderita sakit jantung. Menurut ahli penyakit jantung RS Gleneagles Penang, dr Peter Jebaseelan Jesudason perkembangan dunia medis memang pesat namun tetap faktor manusianya akan menentukan.
Untuk itu, dia tak bosan mendorong pasiennya mengutamakan pola hidup yang sehat terutama di perkotaan karena kerap terjebak kemacetan lalu lintas. 
"Tinggal di perkotaan, ada stres, makanan fastfood yang menaikan resiko terkena jantung," katanya. Untuk itu, pasien harus rajin menjaga tensi tekanan darahnya.
Dengan zaman yang serba berkembang, Peter menyebut penyakit jantung tak hanya diderita warga berusia 60-70 tahun tapi juga sudah menyasar ke kaum kaum. Gara-garanya karena mereka memakan makanan yang menaikan kolestrol menjadi tinggi.
Kondisi tersebut jelas harus mendapat perhatian. Sekali pun perkembangan teknologi berlangsung pesat bukan berarti penyikapan menjadi kendor.


Teknologi yang baru berkembang beberapa tahun ini misalnya, adalah bioresorbable vascular scaffold yang juga diminati di Penang dengan kecenderungan diberikan kepada pasien yang muda. 

Itu merupakan ring bagi operasi jantung yang tak lagi besi. Berbahan polymer, ring penolong itu bisa larut, hilang dalam dua tahun semenjak dipasang. Teknologi asal AS itu masih mahal dan kemungkinan bisa murah menyusul banyaknya produsen yang mendatangkan alat kesehatan.
"Meski demikian, pilihan terbaik adalah dengan disiplin dan keinginan kuat guna menjaga kesehatan tubuh dengan menjaga pola hidup layak guna menghindarkan diri dari penyakit jantung," katanya.


sumber : suara merdeka
editor  : slamet

No comments