Lima Wirausahawan Desa mendapat Penghargaan dari Bank Danamon
Menara Bank Danamon |
SELAHUKH - Danamon Social Entrepreneur Awards digelar kembali oleh PT Bank Danamon Indonesia. Program ini memilih lima wirausahawan, yang telah mendirikan usaha guna memberikan solusi masalah sosial didaerah sekitarnya.
Ketua Panitia Pelaksana Danamon Social Entrepreneur Awards 2015, Zsa Zsa Yusharyahya mengatakan,"Kami mengharapkan perjuangan kelima peraih award ini menjadi aspirasi bagi masyarakat," pada acara "Danamon Social Entrepreneur Awards 2015" yang digelar di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Kamis (12/11).
Pemegang juara pertama ialah Ahmed Tessario dengan usaha dibidang pengembangan teknologi desa, khususnya disektor pertanian. Ia melakukan pengembangan produksi beras organik, misalnya beras merah organik dan beras hitam organik. Sekarang, tahun 2015, pendapatan pertahunnya hingga Rp 1.7 Miliar.
Lalu yang beruntung mendapat juara kedua yaitu Fajri Mulya Iresha asal Depok dengan membuat kegiatan Zero Waste (nol sampah) Indonesia. Dia memberikan pelajaran kepada masyarakat dan menampung sampah organik dan non organik, lalu melakukan pembinaan bank sampah di daerah Depok. CV Zero Waste Indonesia yang dibentuknya beromzet Rp 200 juta perbulan dengan maksimal produksi 1 juta ton sehari. Pendapatan tersebut bisa menambah pendapatan warga dari kegiatan mengumpulkan sampah non organik, dan juga beberapa bagian pendapatan tabungan bank sampah mereka dipergunakan untuk membuat infrastruktur di lingkungan sekitar.
Kemudian juara ketiga adalah Ni Kadek Citra Ekawati dari Bali. Lulur Bali ALus yang diciptakan Ekawati dari tahun 2000, Ia ingin memperkenalkan bahan-bahan tradisional sebagai perawatan kecantikan yang dapat mengangkat ekonomi masyarakat didaerahnya. Omzet dari ramuan ini mencapai belasan juta rupiah perhari ekawati dengan spa Bali Alus dapat mengurangi angka pencari kerja diderah sekitar rumahnya, khususnya ibu rumah tangga. Sekarang spa Bali Alus telah memiliki karyawan 100 orang dimana terbagi atas 40 karyawan tetap dan 60 karyawan lepas.
Pemenang keempat ialah Putu Gede Asnawa Dikta asal Bali. Desa Sibetan dikembangkan oleh Asnawa dijadikan desa Wisata Agro Park Salak. Asal mula Ia mengembangkan desa itu sebab nilai jual salak murah dan petani salak rugi. Dari berdirinya desa wisata di tahun 2002, telah merubah tingkat perekonomian warga desa tentu saja dengan mengikutsertakan warga untuk megolah aneka produk inovatif salak, buah dan limbah salak yang menjadi pendapatan warga.
Pemenang terakhir berasal dari Purbalingga Yayah Muslimah. Lapangan pekerjaan di desa Kedung wuluh, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Jawa Tengah yang diciptakan Yayah dengan didirikannya sebuah perusahaan kerajinan bulu mata yang bernama "Yayah Eyelases" sudah mempunyai 6 karyawan tetap, dan empat pekerja lepas menjadi pengepul, dimana setiap pengepul memiliki 20 anggota orang yang kebanyakan ibu rumah tangga.
Zsa Zsa memaparkan,Mereka bergerak dalam bidang pengembangan teknologi desa, pengolahan sampah, agro wisata, serta kesehatan dan kecantikan.
Dia menginformasikan bahwa jumlah yang mengikuti acara sebanyak 426 peserta, jumlah ini naik sekitar 21 persen lebih banyak bila dibandingkan pada tahun lalu yang hanya 352 peserta.
Seleksi Acara ini dilakukan oleh dewan juri uru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, Deputi Menteri Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Choirul Djamhari, serta Danamon Simpan Pinjam Business Performance and Alignment Head Danamon, Ketut Alam Wangsa Wijaya.
Post a Comment