Header Ads

Kisah Pamali Tidur Menjelang Maghrib

Ilustrasi Gambar


Setelah lulus dari SMK aku tidak seperti kebanyakan kawan-kawanku yang lain. Kini mereka sibuk belajar dan mengikuti berbagai macam les untuk mempersiapkan diri bersaing masuk Perguruan Tinggi Negeri. Yah merekalah yang beruntung bisa melanjutkan kuliah tanpa harus memikirkan biaya sepersenpun. Tapi aku tak pernah berkecil hati karena setiap orang punya jalannya masing-masing. Waktu itu aku bertekad untuk mencari pekerjaa saja. Selain membiayai kebutuhan hidup akupun malu harus menumpang terus dirumah kakakku yang sudah berkeluarga.

Bersyukur tanpa harus menunggu lama aku pun mendapat panggilan interview disebuah apotek yang ada didaerah Bandung. Singkat cerita aku pun akhirnya diterima menjadi karyawandisana lalu keesokan harinya aku pun sudah bisa bekerja. Masih ku ingat hari pertama kerja aku kebagian masuk sift sore, dan yang membuatku sedikit malas apotek ini tutup jam 23:00 WIB. Mau naik angkot sudah tidak ada, mau minta jemput kakak takut merepotkan. Akhirnya ka memutuskan untuk tidur di mess apotek tentunya dengan persetujuan pemilik apotek.

Sebenarnya aku salah seorang yang tidak percaya dengan hal-hal mistis, maka dari itu berani tisur di apoteksebesar ini sendirian. Dan benar saya tidak terjadi hal-hal aneh menimpaku semalam ini. Namun sayang setelah dua bulan berjalan sepertinya aku muulai tidak betah tidur di mess, bukan karena takut tapi karena jam istirahat pagiku sering terganggu oleh rekanku yang lain, apalagi kalau bosku sudah datang tidak mungkin aku hanya berdiam diri saja dikamar. Dan akhirnya aku memutuskan untuk kost saja.

Betapa beruntungnya diriku alhamdulillah tak perlu mencari jauh-jauh karena ada kawanku yang menunjukan kosan yang murah dan nyaman. Setelah melihat-lihat akupun memutuskan untuk memilih tempat itu saja. Singkat cerita setelah delapan bulan lamanya aku tinggal disana banyak hal-hal yang membuat pikiranku berubah. Ya tentu saja karena kawan-kawanku disana duduk dibangku kuliah yang notabene memiliki wawasan yang lebih luas sehingga saat aku berduskusi dengan mereka banyak hal-hal membangkitkan kembali cita-citaku.

Akhirnya aku memutuskan kembali untuk tidur di mess apotek, lumayan pikirku uang yang biasa aku bayar buat sewa kosan kini bisa aku tabungkan untuk menambah biaya kuliah. Selama beberapa minggu aku tidur disana tak ada sedikitpun aku mengalami hal-hal yang ganjil.

Suatu hari masih ku ingat kebetulan aku masuk sift pagi aku merasa senang karena kupikir aku bisa bebas beristirahat. Tak kurasa olehku jam sudah menunjukan pukul 16:00 tandanya waktu bekerjaku sudah berakhir. Akupun langsung bergegas ke kamar mandi karena hari itu terasa sangat panas sehingga badanku banyak mengeluarkan keringat.

Setelah selesai mandi aku bergegas ke kamar untuk menonton TV. Baru saja 30 menit waktu berjalan mataku serasa mengantuk. Entah kenapa hati itu tiba-tiba aku pergi ke ruangan praktik dokter untuk sejenak berbaring di kasur tempat pasien diperiksa. Padahal kala itu waktu yang tidak diperbolehkan untuk tidur karena dipercaya kurang baik untuk kesehatan. Namun sepertinya mataku tidak bisa diajak kompromi seketika aku pun tertidur dan tak ingat apa-apa lagi.
Lalu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, ku pikir hari sudah pagi.

Neng bangun..... bangun sudah maghrib cepat sana tunaikan shalat dulu... ucap salah seorang rekan kerjaku. Aku pun langsung menjawab ”Iya” sambil membukakan pintu dan lengsung bergegas untuk mengambil air wudhu.

Dan sepertinya mata ini benar-benar tidak bersahabt setelah selesai solat maghrib aku tidur kembali di ruang dokter itu. Sampau akhirnya aku kebangun oleh suara ponsel yang bergetar, setelah aku buka ada sms dari rekan kerjaku yang pesannya berisi “Neng gerbang sudah akut tutup tinggal digembok saja dari dalem, maaf tadi kami pulang tidak membangunkan kamu karena takut mengganggu waktu istirahatmu. Aku punlangsung bangun dari tempat tidur untuk menggembok gerbang dulu karena ditakutkan ada yang membuka dari luar.

Setelah itu aku kmbali ke ruang dokter itu untuk membaringkan badanku. Namun betapa kagetnya aku, tiba-tiba seperti ada yang memegangi daerah sekitar pundakku dengan genggaman yang sangat kuat sehungga sulit bagiku untuk bangun kembali.

“Astagfirullah siapa ini?” Tanyaku karena tak ada seorang pun diruangan itu melainka aku seorang. Belum juga genggaman itu terlepas tiba-tiba ada yang menarik-narik kakiku juga. Dalam keadaan panik aku berusaha membaca ayat suci Al –Quran namun entah kenapa sepertinya ada yang menghalangi mulutku.  Aku pun berusaha untuk melawan namun genggamannya malh semakin kuat. Akhirnya aku pasrahkan semua itu kepada Alaah SWT sambil terus membaca ayat kursi di dalam hati. Sekitar 30 menit aku tak bisa bergerak namun tiba-tiba genggaman yang kuat itu menghilang begitu saja. Saat itu aku sangat bersyukur dan aku langsung keluar dari ruangan itu untuk pergi ke kamar tidur yang ada dibelakan.

Sesampainua disana aku langsung menyalakan TV agar suasana yang menyeramkan tadi bisa sedikit aku lupakan. Tapi sayang hal itu tidak mengubah apapun. Kareba saat itu tiba-tiba seperti ada yang membukakan pintu lemari es. Seketika jantungku berdegup kencang, bulu kudukku berdiri dan keluarlah keringat dingin dari tubuhku.

Aku semakin kaget saat terdengar lagi ada orang sedang mengacak-acak makanan didalam kulkas lalu dia menutup kembali pintunya. Aku pun langsung mengambil Al-Quran dan segera melantunkannya berharap sosok itu pergi tidak menggangguku lagi.

Namun bukannya pergi sepetinya sosok itu malah semakin marah terdengar kembali suata pintuk lemari es itu di buka lalu ditutup kembali dengan suara yang keras, sontak aku semakin kaget.

“Si... si... siapa yang berada diluar, pergi kau jangan ganggu saya..... “ Ucapku sambil terbata-bata. Setelah ak berkata seperti itu, tiba-tiba terdengar suar seseorang yang berjalan ke arah pintu kamar kemudian ia mengetuk. Tok..tok...tok suaranya sangat jelas terdengar.

“Pergi kamu... pergi jangan ganggu aku..” Pintaku sambil berteriak. Namun nihil sepertinya ia semakin menjadi menakutiku dan tidak lama dari itu terdengar suara wanita menangis diselangi ketawa cekikikan.
Kala itu badanku benar-benar kaku tidak bisa bergerak sedikitpu. Yang aku bisa hanya berdia didalam hati dan tak kusadari air mataku jatuh dari kedua kelopak mataku. Mungkin karena aku sudah tak tahan lagi mendengar suara-suara aneh itu.

Ingin rasanya hari cepat berganti menjadi siang, ku akui aku benar-benar merasa takut. Namun sepertinya waktu terasa begitu lama. Masih terdengar suara yang membuka pintu sambil ketawa cekikikan. Sampai akhirnya adzan subuh berkumandang dan hilangkan suara-suara aneh itu. Karena sudah lemas tak sadar aku tertidur dampai aku terbangun oleh suara Alarm dan jam menunjukan pukul 07:30 aku segera memberanikan diri untuk membuka pintu dan yang kulihat hanya makanan saja berserakan didepan lemari es. Aku pun bergegas untuk mandi. Setelah selesai aku segera membuka pintu gerbang apotek.

Tak lama rekan kerjaku fatang mereka terheran-heran melihat mukaku yang pucat pasi.

“Neng kenapa sakit? Tidak jawabku.

Lalu aku pun menceritakan kejadian semalam yang aku alami. Kata rekan kerjaku yang sudah 7 tahun bekerja di apotek ini memang ada seorang wanita yang berambut panjang tinggal disini ucapnya, namun dia pun merasa heran karena biasanya dia tidak suka menganggu. Namun rekan kerjaku berkata lagi” Mungkin saja karena kemarin sore aku tidur menjelang adzan maghrib”. Padahal orang tua bilang itu kan “PAMALI”. Selain itu aku pun tidak menunaikan solat isya. Sehingga dengan mudah dia menggangguku dalam keadaan iman yang lemah.

Semenjak kejadian itu aku tak berani tidur malam di apotek lagi. Kalau tidak ada rekan kerja wanita yang menemaniku. Dan akhirnya aku memutuskan untuk kembali kos saja. Padahal selama ini aku tak pernah mempercayai yang namanya tahayul namun setelah mengalami kejadian tersebut aku percaya bahwa mereka ada dan tinggal di sekitar kita. Aku tak ingin lagi bertemu dengan soso-sosok itu. Sampai menulis kalimat terakhir ini pun bulu kudukku masih berdiri... Apa jangan-jangan dia ada didekatku.

Karya : Dias Ashari
 

No comments