10 Perilaku Berbahaya dengan Smartphone
Smartphone pada masa kini sudah menempel dengan penggunanya. Setiap aktivitas keseharian juga makin banyak melibatkan smartphone, seperti messaging, cek e-mail, berita, cuaca, lalu lintas, dan sebagainya.
Dengan intensitas penggunaan yang tinggi, pernahkah kita berpikir telah menggunakan smartphone dengan cara yang aman? Baik menghadapi ancaman dari bahaya di dunia nyata maupun maya.
Sebuah firma asuransi, Protect Your Bubble, seperti dikutip dari Phone Arena (Minggu, 2/2/2014), merilis daftar 10 kegiatan yang melibatkan smartphone yang berisiko bagi penggunanya. Apa saja kegiatan tersebut?
1. Tidak menggunakan "password"
Riset yang dilakukan Protect Your Bubble menunjukkan bahwa 62 persen pengguna smartphone tidak memproteksi perangkatnya dengan password. Bahkan, 33 persen pengguna smartphone rentan terhadap pencurian data.
Riset yang dilakukan Protect Your Bubble menunjukkan bahwa 62 persen pengguna smartphone tidak memproteksi perangkatnya dengan password. Bahkan, 33 persen pengguna smartphone rentan terhadap pencurian data.
2. "Auto sign-in"
Kesalahan kedua yang berisiko adalah dengan mengaktifkan fitur sign-in secara otomatis terhadap akun-akun penting, seperti perbankan. Selain itu, menyimpan password dalam smartphone juga banyak dilakukan pengguna, sekitar 32 persen.
Kesalahan kedua yang berisiko adalah dengan mengaktifkan fitur sign-in secara otomatis terhadap akun-akun penting, seperti perbankan. Selain itu, menyimpan password dalam smartphone juga banyak dilakukan pengguna, sekitar 32 persen.
3. Foto "syuuur"
Sebanyak 20 persen pengguna usia remaja ternyata mengirim foto mereka yang tanpa busana melalui pesan messaging atau mengunggahnya ke internet. Adapun 17 persen dari penerima foto syur tersebut biasanya meneruskan foto yang diterimanya ke orang lain.
Sebanyak 20 persen pengguna usia remaja ternyata mengirim foto mereka yang tanpa busana melalui pesan messaging atau mengunggahnya ke internet. Adapun 17 persen dari penerima foto syur tersebut biasanya meneruskan foto yang diterimanya ke orang lain.
4. "E-mail" jebakan
Pencurian data juga bisa terjadi jika seseorang mengeklik tautan link yang disertakan dalam e-mail, tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Penipuan ini terjadi sebesar 4 persen. Sementara di luar sana terdapat 156 juta e-mail phising yang dikirim tiap harinya.
Pencurian data juga bisa terjadi jika seseorang mengeklik tautan link yang disertakan dalam e-mail, tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Penipuan ini terjadi sebesar 4 persen. Sementara di luar sana terdapat 156 juta e-mail phising yang dikirim tiap harinya.
5. "Posting" foto saat liburan
Dari riset yang dilakukan oleh Protect Your Bubble, 75 persen pencuri yang tertangkap mengaku bahwa pencuri lain memanfaatkan media sosial untuk mengincar targetnya.
Dari riset yang dilakukan oleh Protect Your Bubble, 75 persen pencuri yang tertangkap mengaku bahwa pencuri lain memanfaatkan media sosial untuk mengincar targetnya.
6. "Posting" foto dengan fitur "geotagging" aktif
Kebanyakan pengguna tidak mematikan fitur geolocation atau geotagging saat mengunggah foto ke internet. Saat ini terdapat sekitar 500 juta foto yang diunggah ke media sosial tiap harinya.
Kebanyakan pengguna tidak mematikan fitur geolocation atau geotagging saat mengunggah foto ke internet. Saat ini terdapat sekitar 500 juta foto yang diunggah ke media sosial tiap harinya.
7. Membagi data pribadi dengan penipu
Pencurian data juga dilakukan dengan cara penipu yang menelepon dengan mengatasnamakan dari pihak tertentu, seperti bank. Penipuan dengan modus seperti ini terjadi sebanyak 27 persen menurut data Protect Your Bubble.
Pencurian data juga dilakukan dengan cara penipu yang menelepon dengan mengatasnamakan dari pihak tertentu, seperti bank. Penipuan dengan modus seperti ini terjadi sebanyak 27 persen menurut data Protect Your Bubble.
8. Tidak memasang "casing"
Sekitar 25 persen pengguna tidak menggunakan casing untuk smartphone mereka. Casing berguna untuk melindungi smartphone dari benturan, goresan, atau terhadap cuaca.
Sekitar 25 persen pengguna tidak menggunakan casing untuk smartphone mereka. Casing berguna untuk melindungi smartphone dari benturan, goresan, atau terhadap cuaca.
9. Terhubung dengan jaringan yang rawan
Berdasarkan hasil survei, sekitar 52 persen pengguna smartphone terhubung dengan jaringan WiFi yang terbuka, atau tidak aman. Hal ini meningkatkan risiko pencurian data.
Berdasarkan hasil survei, sekitar 52 persen pengguna smartphone terhubung dengan jaringan WiFi yang terbuka, atau tidak aman. Hal ini meningkatkan risiko pencurian data.
10. Tidak menggunakan asuransi
Protect Your Bubble mengungkap bahwa sekitar 60 persen pemilik smartphone tidak mengasuransikan perangkat mereka. Di luar negeri, asuransi smartphone biasanya ditawarkan saat pengguna melakukan pembelian.
Protect Your Bubble mengungkap bahwa sekitar 60 persen pemilik smartphone tidak mengasuransikan perangkat mereka. Di luar negeri, asuransi smartphone biasanya ditawarkan saat pengguna melakukan pembelian.
(kompas).
Post a Comment